LOGIKA HUKUM ROKOK

LOGIKA HUKUM ROKOK |

Artikel ini saya tulis mengambil dari satu postingan dari Ustadz Khalid Z.A. Basalamah dalam ungguhan videonya. Dalam videonya yang berdurasi …

Selengkapnya

“IHSAN”

"IHSAN" |

Ihsan adalah “yaitu hendaklah engkau menyembah kepada Allah seolah-olah engkau dapat melihatNya, tetapi jika kamu tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”.

Inilah jawaban dari Rasulullah Muhammad saw. ketika ditanya oleh malaikat Jibril waktu menyamar sebagai manusia saat Rasulullah sedang berkumpul dengan para sahabatnya. Hadits diatas diambil dari kutipan hadits yang panjang yang diriwayatkan oleh Muslim. Hadits ini dapat dilihat dalam buku hadits Riyadhus Shalihin karangan Imam Nawawi no 60.

Ihsan merupakan tingkatan derajat seorang muslim yang paling tinggi setelah “Islam” dan “Iman”. Perlu banyak belajar dan terus mencoba untuk mendapatkan gelar ihsan. Beberapa ulama mengkatagorikan seorang khusuk dalam shalat setelah bisa melakukan ini, yaitu beribadahlah seakan-akan dapat melihat Allah, jika tidak dapat maka berfikirlah bahwa sesungguhnya Allah sedang melihat kita beribadah.

 Seseorang yang sudah mendapatkan ihsan, dia akan selalu melakukan segala hal ibadah dengan maksimal. Kita dapat memberi sebuah permisalan, ketika kita akan berjumpa dan dilihat dengan seseorang yang kita cintai atau berjumpa dengan seseorang yang mempunyai pangkat yang tinggi seperti misalnya ingin berjumpa dengan seorang Bupati. Tentu sebelum bertemu dan berjumpa akan ada banyak persiapan yang harus persiapkan, seolah-olah akan memberikan yang terbaik kepadanya, dan jangan sampai ada kesalahan sedikitpun.

Begitupula ihsan ini, jika diterapkan dalam hal ibadah seperti bersodaqoh pasti akan mengeluarkan sodaqoh terbaiknya, jika shalat maka akan mempersiapkan diri dengan pakaian terbaiknya, dsb. Semua itu karna dia meyakini dimanapun dia melihat Allah atau dilihat Allah.

Wallahua’lam

Mari kita fastabiqul khairat untuk mencapai derajat ihsan ini.

Akibat Orang Berkata Dusta

Dusta adalah perkataan yang tidak sesuai dengan keadaan. Allah dan RasulNya melarang keras seorang berkata dusta, karna ucapan dusta adalah termasuk salah satu ciri-ciri orang munafik. Ingat sabda Rasulullah saw. yang artinya:

“Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara berdusta, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat”. (HR. Muslim)

Sedikitnya ada dua akibat orang yang berdusta:

1. Orang yang berdusta akan terus selalu berkata dusta untuk menutupi perkataan yang dusta. Artinya orang yang berkata dusta selamanya akan terus mengatakan perkataan-perkataan dusta, sebagai contoh:

Saat terima raport Si Fulan di sekolahnya seungguhnya mendapat peringkat terahir di kelasnya, kemudian temanya bertanya kepada Fulan; “Fulan kamu peringkat berapa?”, kemudian Fulan menjawab;”Peringakat 1.”

=>ini adalah ungkapan dusta pertama

Kemudian temanya bertanya kembali; “Nilai matematika kamu dapat berapa Fulan?” kemuidan Fulan menjawab; “Dapat nilai 9 nih”

=> Untuk menutupi perkataan dustanya, Fulan melakukan perkataan bohong kembali, karna tidak mungkin Fulan mengaktakan jika nilai sesunggunya mendapat nilai 5.

dan begitulah seterusnya…

2. Orang yang berdusta akan terus dicap sebagai orang yang pendusta meskipun perkataanya benar. Rasulullah saw. bersabda yang artinya:

“Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Selama seorang benar dan selalu memilih kebenaran dia tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta (pembohong)”. (HR. Bukhari)

Berhati-hatilah jika berbicara dan jangan sekali-sekali melakukan perkataan dusta yang akan membawa kepada neraka meskipun berniat untuk bercanda dan membuat orang lain tertawa, ingat sabda Rasulullah saw.:

“Celaka bagi orang yang bercerita kepada satu kaum tentang kisah bohong dengan maksud agar mereka tertawa. Celakalah dia…celaka dia”. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Rasulullah saw. membolehkan dusta dalam tiga perkara, yaitu

1. dalam peperangan,

2. dalam rangka mendamaikan antara orang-orang yang bersengketa dan

3. pembicaraan suami kepada isterinya (Bila dikhawatirkan ucapan suami yang benar dapat berakibat buruk, maka suami boleh berdusta kepada isteri untuk memelihara kerukunan). (HR. Ahmad)

Mempunyai Kriteria Pasangan Hidup bukan Berarti tidak Menerima Apa Adanya

Mempunyai Kriteria Pasangan Hidup bukan Berarti tidak Menerima Apa Adanya |

Terkadang aneh jika ada seorang yang mencari pasangan hidup yang dicari adalah yang menerima apa adanya, apakah iya ketika pasanganya melakukan kemaksiatan seperti suka minum, berjudi, mencuri dsb kita harus menerima dia apa adanya? Tentu saja tidak, seseorang itu mempunyai kriteria-kriteria yang didambakan dan itu wajar dan normal, bukan berarti jika mempunyai kriteria dikatakan tidak menerima apa adanya.

Saya ingat jadi sebuah cerita dari sahabat saya ketika beliau ditawarkan seorang akhwat untuk menikahinya, akan tetapi sahabat saya menginginkan sebelum menikah dia ingin akhwat tersebut bisa menhafal 4 juz di al-quran, padahal saat itu sahabat saya belum hafal sampai 4 juz. Akan tetapi begitulah semangtnya sahabat saya untuk menghafal, beliau jadikan itu sebagai motivasi untuk terus banyak menghafal al-quran. Akan tetapi berbeda dipihak akhwatnya, ketika belum sampai pada batas waktunya akhwat tersebut mengundurkan diri dengan alasan takut salah niat dan ingin mencari pasangan yang menerima apa adanya. Saat itulah aku mulai belajar dari sahabat saya, kriteria idaman itu bukan berarti tidak mau menerima apa adanya. Ketika sebuah kriteria pasangan sudah terpenuhi, maka selain dari kriteria tersebut itulah yang akan diterima apa adanya. Niat itu akan senantiasa berubah ketika sudah menjalankan sebuah tantangan yang nantinya sesungguhnya berguna bagi dirinya sendiri.

Akan lebih serasi jika pasangan alas kaki sebelah kanan sama dengan alas kaki yang sebelah kiri, yang membedakan hanya alas kaki kanan dipakai untuk kaki yang sebelah kanan dan alas kaki kiri dipakai di kaki yang sebelah kiri. Oleh karena itu jangan khawatir, Allah Maha Adil. Perbaiki diri untuk mendapatkan pasangan yang serasi.