Kisah Wanita Penduduk Surga

jilbab-hitamDari ‘Atha’ bin Abu Rabah, katanya: “Ibnu Abbas ra. mengatakan padaku:
“Maukah kamu aku tunjukkan seorang wanita penduduk surga?”
Saya berkata: “Tentu.”
Ia berkata lagi: “Wanita hitam itu pernah datang kepada Nabi saw. lalu berkata: “Sesungguhnya saya ini terserang oleh penyakit ayan dan saya khawatir auratku terbuka saat aku tak sadar. Oleh karenanya haraplah Tuan mendoakan untuk saya kepada Allah (agar saya sembuh).”
Beliau saw. bersabda: “Jika kamu mau, bersabarlah, dan kamu akan mendapatkan surga. Tetapi jikalau engkau mau, akau akan berdoa kepada Allah agar kamu disembuhkan”.
“Wanita itu lalu berkata: “Saya akan bersabar,” lalu katanya pula: “Sesungguhnya karena penyakit itu, saya membuka aurat tubuh saya. Kalau begitu sudilah Tuan mendoakan saja untuk saya kepada Allah agar saya tidak sampai membuka aurat tubuh itu.” Nabi saw. lalu mendoakan untuknya (sebagaimana yang dikehendakinya itu).” (Muttafaq ‘alaih)

Saya dapatkan hadits ini dari salah satu kitab Riyadhus Shalihin karangan Imam Nawawi pada BAB Sabar no 35. Banyak sekali hikmah yang dapt kita ambil pada hadits ini diantaranya:

  1. Pahala bagi orang yang sabar adalah surga tempatnya. Seperti pada hadits diatas bahwa Rasulullah menjelaskan apabila bersabar atas ujian yang Allah berikan berupa sakit maka akan mendapatkan surga. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu” (Muhammad: 31).
  1. Kemuliaan seseorang itu tidak terletak pada fisik, seperti pada kisah wanita hitam diatas, dan Allah tidak membedakan bentuk rupa seseorang. Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT tidak akan melihat pada tubuh dan rupamu, tetapi Ia akan melihat kpda hatimu & amalmu (perbuatanmu) .” (HR. Muslim). Kisah wanita hitam ini mengingatkan kita kepada kisah dari Bilal bin Rabah yang juga mempunyai bentuk fisik yang hitam, beliau dijamin Rasulullah masuk dalam surga karena mempu menjaga wudlunya dan shalat sunnah wudlunya.
  1. Lebih memilih mengutamakan kewajiban daripada mengambil rukhshah (keringanan). Dalam kisah diatas wanita tersebut sebenarnya mempu mendapatkan hijabah doa dari Rasul, akan tetapi dia lebih memilih didoakan agar auratnya tidak terlihat orang.
  1. Pada saat seseorang yang tidak sadar saja masih malu bila auratnya terbuka, harusnya yang sadar itu justru lebih malu. Berbeda dengan keadaan zaman sekarang, banyak wanita yang sadar bila itu aurat tetapi justru malah diumbar-umbar.
  1. Boleh bertawashul dengan meminta doa kepada orang-orang sholih yang masih hidup (bukan kepada orang yang sudah mati), atau bertawashul dengan amal-amal kebaikan seperti pada postingan sebelumnya tentang Kisah tiga orang terkurung dalam gua.

Petir

PetirPemostingan ini saat kondisi sedang hujan, yakni pada saat malam tahun baru 2013, ya malam tahun baru di kota Yogyakarta sedang dilanda hujan yang sangat deras sekali, sehingga admin mencoba ambil hikmah dari semua ini, terutama tentang hujan yang selalu diiringi dengan petir.

Apa yang kalian tau tentang petir? Menurut kamus bahasa Indonesia definisi petir itu senidiri adalah kilatan listrik di udara disertai bunyi gemuruh karna bertemunya awan yg bermuatan listrik positif (+) dan negatif (–). Dari situlah kemudian timbul adanya cayaha disertain dengan suara gemuruh yang sangat keras. Nah dari sinilah fisika mau berbicara, apa kalian sudah tau bahwa kecepatan cayaha lebih besar daripada kecapatan suara? Kecepatan cayaha mencapai 299.792.458 m/detik, sedangkan kecepatan suara sekitaran 344 m/detik. Itulah sebabnya pada saat ada petir selalu cahaya duluan yang datang daripada suaranya.

Maha Besar Allah, dia menciptakan itupun dengan tujuan dan maksud tertentu, Allah menciptakan itu supaya umatnya dapat berfikir betapa luas ilmunya, agar melihat itu sebuah kekuasaanya, agar manusia itu dapat bersukur atas nikmat dari-Nya.

Mari kita tinjau lebih mendalam lagi yuk, Allah sengaja membuat kecepatan cahaya lebih cepat dari kecepatan suara. Coba bayangkan tatkala ada petir menyambar dan pada saat itu pula secara cepat cahaya menghampiri kita, setelah itu barulah disusul dengan suara gemuruh dari petir itu, pada saat ada cayahaya datang itu lah ada persiapan bahwasana kita akan mendengar suara gemuruh yang sangat keras. Dan bagaimana bilamana kecepatan cahaya dan kecepatan suara bersamaan datangnya, artinya pada saat petir datang kemudian caya dan suara pun datang bersamaan, ya tentunya tak ada persiapan lagi dan akan mendengarkan suara kejutan. Akan lebih banyak lagi umat yang tidak nyaman dengan itu, contohnya orang yang mempunyai sakit jantung.

“..Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.” (QS. THAAHAA: 54)

Semoga kita digolongkan termasuk orang-orang yang banyak bersyukur. aamiin

Softwere belajar Tajwid

Tajwīd (تجويد) secara harfiah mengandung arti melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus dan membaguskan, tajwid berasal dari kata ” Jawwada ” (جوّد-يجوّد-تجويدا)dalam bahasa Arab. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara melafazkan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran maupun Hadist dan lainnya.

Hukum mempelajari ilmu-ilmu tajwid (mengetahui istilah-istilah dan hukum-hukumnya) adalah fardhu kifayah.

Sedangkan hukum membaca Al-Quran dengan baik dan sesuai dengan kaidah-kaidah membaca dengan ilmu tajwid adalah fardhu’ain. Membaca Al-Quran berarti membaca kalam Allah, sehingga harus di lafathkan dengan benar agar apa yang dibacanya tidak merubah arti mapun makna.

Yang lebih disyariatkan lagi sebagai hak bagi orang Islam adalah selalu menjaga untuk membaca Al-Qur’an dan melakukannya sesuai kemampuan sebagai pelaksanaan atas firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an)” [Al-Ankabut : 45]

Dan firmanNya.

“Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhanmu (Al-Qur’an)” [Al-Kahfi : 27]

“Artinya : Dan aku perintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang menyerahkan diri. Dan supaya aku membaca Al-Qur’an (kepada manusia)” [An-Naml : 91-92]

Dan karena sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya dia datang memberi syafa’at bagi pembacanya di hari Kiamat” (HR. Muslim)

“Artinya: Orang yang mahir membaca Al-Qur’an, dia berada bersama para malaikat yang terhormat dan orang yang terbata-bata di dalam membaca Al-Qur’an serta mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala” [Potongan Hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari hadits Aisyah Radhiyallahu ‘anha no. 244-(898), kitab Al-Musafirin wa Qashruha, bab. 38]

Bagi para sahabat yang baru belajar membaca Al-Quran, dan belum mengerti istilah-istilah dan hukum-hukum tajwid, kami menyediakan softwere untuk pembelajaran Tajwid, silakan download woftwere dibawah ini

tajwid

Download Softwere belajar Tajwid

Semoga bermanfaat.

Islam adalah Rahmatan lil ‘alamin

isfahangraphic1332Bissmillah..
Islam adalah rahmatan lil ‘alamin, akan tetapi sepertinya banyak yang belum mengerti arti sesungguhnya dari makna tersebut. Banyak sekali yang menyimpangkan perngertian tersebut sehingga berpengaruh sekali dalam hal aqidah umat islam itu sendiri. Dalam Al-Quran sendiri sudah disinggung mengenai rahmatan lil ‘alamin yakni dalam surat Al-anbiyah: 107,

وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةًۭ لِّلْعَٰلَمِينَ

 
107. dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Allah menurunkan Nabi Muhammad untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin, yang artinya Islam adalah rahmatan lil ‘alamin yakni rahmat bagi semesta alam, untuk semua umat manusia, untuk semua isi dalam alam semesta alam ini.
Sebagian orang secara sengaja ataupun tidak sengaja (karena pemahaman Islamnya yang tidak dalam), sering memaknai ayat tersebut diatas secara menyimpang. Mereka mengartikan rahmat Islam harus tercermin dalam suasana sosial yang sejuk, damai dan toleransi dimana saja Islam berada, apalagi sebagai mayoritas. Sementara dibaliknya sebenarnya ada tujuan lain atau kebodohan lain yang justru bertentangan dengan Islam itu sendiri, misalnya memboleh-bolehkan ucapan natal dari seorang Muslim terhadap umat Nasrani.
Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin adalah tujuan bukan proses, islam boleh menghormati agama lain akan tetapi ada tujuanya bukan pada peosesnya lah yang penting.
Masih ingatkah dulu pada kisah nabi Muhammad dalam menjalankan dakwahnya, apakah melalui kekerasan terhadap umat nasrani? Ya kecuali terhadap orang-orang yang benar menentang Rasulullah. Akan tetapi rasulullah selalu mengajarkan akhlaq yang baik kepada umat yang lain yang kemudian tujuan tersebut yakni agar orang tersebut masuk islam.
Sebuah contoh kisah Rasulullah yang mungkin sering di degar, sewaktu Rasulullah berangkat ke masjid untuk menjalankan ibadah shalat wajib, setiap diperjalanan Rasulullah bertemu dengan orang nasrani yang bila papasan selalu Rasulullah diberi caci-maki, lemparan kotoran, diludahi dan segala macam dalam bentuk kehinaan. Akan tetapi dalam hal ini Rasulullah tidak samasekali lantas bosan untuk berangkat ke masjid, setiap ingin shalat Rasul selalu membersihkan kotoran yang menempel di badan Beliau di masjid. Hari berganti hari selalu dengan seperti itu. Pada suatu hari Rasul dengan heran berangkat ke masjid tidak bertemu dengan orang nasrani yang biasanya melempari Beliau, kemudian bertanya kepada sahabatnya di masjid dan katanya orang tersebut sedang sakit. Lalu kemudian Rasul berniat ingin menjenguk orang tersebut, dan berita itu sampai pada orang nasrani. Orang tersebut benar-benar takut, dia takut bahwasanya inilah saatnya Nabi Muhammad melakukan balasdendam terhadapnya. Akan tetapi ternyat fikiran orang tersebut salah, Nabi Muhammad menjenguk dan kemudian mendo’akan orang itu supaya sehat kembali. Atas akhlaq surti teladan yang baik dan percaya bahwasanya dialah Rasull Allah, kemudian orang tersebut mengucap shahadad dan masuk islam.
Dalam kisah itulah kita bisa ambil kesimpulan apa sebenarnya maksud dati rahmatan lil ‘alamin. Ya, rahmaran lil ‘alamin adalah tujuan, bukan proses.
Semoga ini bermanfaat, aamiin…

Pujian dan Sanjungan adalah Musibah

English: A warning sign with an exclamation mark

Sahabat, seringkali kita menjumpai sebuah sanjungan ataupun pujian orang untuk kita, apa yang kita rasakan?? Merasa banggakah? Apa sahabat tau bahawasanya itu semua sebuah musibah bagi kita, ya.. apa lagi sanjungan dan pujian itu dilontarkan dihadapan kita langsung. Makruhnya memuji di muka orang yang dipuji jikalau dikhawatirkan timbulnya kerusakan padanya seperti menimbulkan rasa bangga pada diri sendiri dan sebagainya, tetapi Jawaz (yakni boleh) bagi seseorang yang aman hatinya dari perasaan yang sedemikian itu jikalau menerima pujian pada dirinya.

“Menyukai sanjungan dan pujian membuat orang buta dan tuli”.(HR. Ad-Dailami)
Buta dan tuli dalam hal ini berarti merasa bangga terhadap dirinya sehingga tidak mau menerima saran dan kritik yang harusnya dapat membangun dirinya menjadi labih baik. Dia akan selalu merasa bahwasanya dia selalu benar. Na’udzubillahimindzalik..
Dari Abu Musa r.a., katanya: “Nabi s.a.w. mendengar seorang lelaki memuji pada lelaki lain dan mempersangatkan (berlebih-lebihan) dalam memujinya itu, lalu beliau s.a.w. bersabda: “Engkau telah merusakkan orang itu atau engkau telah mematahkan punggung orang itu.” (Muttafaq ‘alaih)
Oleh karena itu sahabat, berhati-hatilah bila ingin memuji orang dan bila di puji orang. Kuatkan terus iman kita bahwa hanya Allah lah yang patut kita puji, selalu berdzikir memuji Allah itu lebih besar keutamaanya.
Dari Muadz Ibnu Jabal Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Amal yang diperbuat anak Adam tidak ada yang menyelamatkannya dari adzab Allah selain dzikir kepada Allah.” Riwayat Ibnu Abu Syaibah dan Thabrani dengan sanad hasan.

Masalah Pemuda-Pemudi

Masalah Pemuda-Pemudi |Pemuda-pemudi sekarang bisa dibilang sudah mempunyai zaman yang berbeda dengan pemuda-pemudi zaman dahulu (termasuk admin yang juga masih muda,,he), yang dimasud adalah pemikiran mereka, ya bisa dibilang sudah modern. Pergaulan dengan lawan jenis pun seperti tak ada batas sama sekali, gaya pergaulan mereka yang begitu fulgar di depan umum yang seolah-olah ingin membuat iri kepada setiap orang yang malihatnya. Ini tak ubahnya karena pengaruh globalisasi yang sangat begitu cepat berkembang, termasuk yang berperan penting adalah perkembangan teknologi. Kita tau sendiri, dizaman sekarang pemuda mana yang tidak mempunyai ponsel?, bahkan ponsel sudah merupakan salah satu kebutuhan primer, apalagi di lingkup dunia mahasiswa. Tak hanya itu perkembangan teknologi yang lain juga sangat berpengaruh penting, seperti internet yang setiap saat orang bisa akses semua jejaring dengan mudah dan murah. Film juga sangat berpengaruh besar dalam perubahan kepribadian seseorang, dari gaya berpakaian, rambut, tingkahlaku bahakan pergaulan-pergaulan lainya.

Bila di bahas lebih mendalam perubahan yang cukup berpengaruh besar adalah mengenai pergaulan mereka, pergaulan dengan lawan jenis yang bukan mukhrimnya sudah tidak tak asing lagi dikalangan muda zaman sekarang. Membahas masalah perasaan khususnya, itulah isi dalam fikiran mereka (perasaan yang maksud dalam pembahasan ini adalah perasaan dalam tanda kutip). Yang manjadi pertanyaan adalah memang tujuan hidup di dunia ini hanya mencari jodoh? Ya, itu lah jawaban bagi mereka yang belum cukup dewasa untuk berfikir, banyak kasus-kasus bunuh diri dari kalangan pemuda/pemudi dikarenakan hanya masalah pribadi yang sepele ini. Sungguh sangat meruginya bila hidup hanya memikirkan masalah perasaan, seolah-olah tugas lain seperti ibadah, kerja, kuliah, atau yang lainya adalah nomor yang terahir.

Cobalah berfikir lebih dewasa wahai pemuda-pemudi, boleh saja memikirkan perasaan, tapi ada batasnya, bahkan ada waktunya itu akan muncul sendiri dengan berjalan seiring waktu.

Shalat Mencegah dari Perbuatan Keji dan Munkar

Shalat Mencegah dari Perbuatan Keji dan Munkar |

إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ

“…Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.. (QS. Al ‘ankabuut::45)

Salah satu penggalan surat yang sudah tidak asing lagi di kalangan umat muslim dan sudah sering mendengar kajian tentang pembehasan dalam surat tersebut, saat ini admin coba kembali buka ingatan-ingatan tentang pembahasan ayat tersebut, karena ayat ini sangat amat penting untuk kita pahami dan mengerti terutama pada setiap umat muslim.

Dijelaskan bahwasanya shalat lah yang mencegah dari perbuatan keji dan munkar, dapat diartikan bahwa shalat lah yang menjadi benteng atau tameng atau penasihat. Memang betul dilihat dari shalat lah kita tau bahwa orang tersebut baik atau buruk. Tapi mengapa realitas yang tidak sedikit terjadi bahwasanya banyak orang-orang yang sudah shalat tetapi masih saja melakukan perbuatan-perbuatan keji dan munkar, masih melakukan kemaksiatan dan lain sebagainya.

Abul Aliyah berkata : di dalam sholat itu ada tiga unsur penting, yaitu:

  1.  Ikhlas,

Keiklasan melakukan idabah adalah kunci untuk mendapatkan amal, apabila tak ada unsur keihklasan Allah tak akan memberikan amal yang sempurna, didalamnya pun ada unsur pembentuk kepribadian, sehingga menjadikan manusia yang mempunyai akhlak yang iklas dalam melakukan kegiatan.

  1.  Khosyah ( takut )

Coba bayangkan apabila mendapati sesuatu yang menakutkan apakah yang diperbuat? Tentunya akan mencoba menjahui sesuatu yang menakutkan tersebut, akan tetapi berbeda bila kita takut kepada Allah, bukan kemudian lari atau kabur, justru harus lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah. Semakin kita takut kepada Allah seharusnya semakin kita mendekatkan diri, sadari bahwa Allah yang Maha Besar dan sepatutnya manusia merasa merendah kepada-Nya, begitulah juga diwaktu shalat.

  1. Dzikrullah ( ingat kepada Allah ).

Dengan ingat kepada Allah berarti terfokuslah bahwa ibadah ditunjukkan hanya kepada Allah semata, bukan shalat karna yang lain tetapi yang benar adalah karna Allah.

 Maka jika tiap sholat tidak ada ketiganya, tidaklah disebut sholat. Karena dengan kandungan ikhlas akan mengajak kepada yang ma’ruf, khosy-yah akan mencegah kepada yang mungkar dan dzikrullah akan mencakup makna mengajak ma’ruf dan mencegah mungkar.

 Mari ditilik kembali apakah shalat kita sudah sesuai dengan ketentuan syariat islam? Bila belum maka mari kita lakukan mulai dari sekaran.

“Allah Memberi yang Kita Butuhkan”

Hoo allah muhammad“Allah kadang memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan”. Kalimat yang sudah sering bahkan sudah tidak asing lagi. Kapan kita meminta organ tubuh kita yang sempurna ini kepada Allah? Tangan, kaki, mata, telinga, hidung, mulut semua diberikan gratis dan tanpa dipungut biaya sepersenpun. Allah berikan ukuran-ukuran yang sesuai dengan kebutuhan, apakah iya kita meminta Allah dengan kata-kata “Ya Allah ku inginkan gigi ini yang kuat dengan jumlah 32 dengan ukuran panjang  5ml dan lebar 3ml per butir dengan berat 0,1gr”? sungguh Maha besar Allah yang memberikan kesempurnaan tanpa kita meminta, kapankan kita bersyukur dengan keadaan ini?sudah berapakali kita sombong dengan tingkah yang kita lakukan, dengan semua yang kita miliki? Harusnya ada kesadaran bahwa semua yang kita miliki ini milik Allah.

Lantas dengan apa kita membalas semua ini kepada Allah? Apa iya mau memberi barang yang kita punya? Uang, motor, mobil, bunga, rumah, pakaian. Ketahuilah Allah tak butuh itu, itu semua milik Allah. Sebetulnya kita tak punya apa-apa di dunia ini, semua barang-barang, prabotan semua milik Allah. Dan sesungguhnya yang Allah inginkan hanyalah bertakwa kepada-Nya, menjalankan perintah-Nya dan menjahui semua larangan-Nya, sungguh simpel kan? Hanya itu saja. Semua petunjuk-petunjuk sudah tertulis dalam Al-Qur’an dan Hadits, kurang apa coba? Lantas setelah kita taat pada-Nya kita dimasukkan dalam syurga-Nya, yang semua kita inginkan ada disana. Sungguh begitu murah hati-Nya Allah.

Apa yang sudah kita lakukan sekarang? Sudah menjadi manusia berakwakahah? Jika belum mari kita lukan dari sekarang, jangan sia-siakan mumpung masih hidup, kita tak tau kapan mati.

Beriman dan Istiqomah

Beriman dan Istiqomah |Dari Abu ‘Amr atau Abu ‘Amrah Sufyan bin Abdillah rodhiallohu ‘anhu, aku berkata: wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ajarkanlah kepadaku dalam (agama) islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain selain engkau, (maka) Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ucapkanlah: “aku beriman kepada Allah”, kemudian beristiqomahlah dalam ucapan itu” (HR. Muslim, no. hadits: 38)

Beberapa Masalah Penting yang Terkandung Dalam Hadits Ini:

  • Pertama:

Besarnya semangat para Sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam menanyakan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka, dan tujuan mereka dalam menanyakan hal-hal tersebut adalah benar-benar untuk mengilmui (mengetahui) dan mengamalkannya, bukan hanya semata-mata untuk pengetahuan, karena ilmu yang tidak dibarengi amal adalah seperti pohon yang tidak memiliki buah, Allah ‘azza wa jalla berfirman tentang hamba-hambaNya yang bertakwa:

“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah menambahkan petunjuk kepada mereka dan menganugerahkan kepada mereka ketakwaannya” (QS Muhammad:17)

Imam Al Khatib Al Baghdadi berkata: Seorang penuntut ilmu hendaknya menjadikan urusan-urusan kehidupannya berbeda dengan kebiasaan orang-orang awam, dengan selalu berusaha mengamalkan hadits-hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam (dalam setiap urusannya) semaksimal mungkin dan menerapkan sunnah-sunnah Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam dirinya, karena sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla berfirman:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu” (QS. Al Ahzaab: 21)

  • Kedua:

Iman kepada Allah ‘azza wa jalla mencakup semua hal yang wajib diyakini dalam landasan dan pokok-pokok keimanan dari apa-apa yang Allah ‘azza wa jalla beritakan tentang diri-Nya, malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasul-Nya, hari akhir dan takdir yang baik maupun yang buruk,yang disertai dengan amalan-amalan dalam hati, ketaatan dan ketundukan yang sepenuhnya lahir dan batin kepada Allah ‘azza wa jalla.

  • Ketiga:

Keharusan untuk tetap istiqomah dalam keimanan sampai di akhir hayat, dan makna istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling darinya ke kiri maupun ke kanan, dan ini semua mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah ‘azza wa jalla) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya Jami’ul ‘Ulum wal Hikam (hal. 510). Dan perintah untuk beristiqomah disebutkan dalam banyak ayat Al Quran, di antaranya firman Allah ‘azza wa jalla:

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”Robb kami ialah Allah” kemudian mereka beristiqomah (meneguhkan pendirian mereka), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):”Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” (QS. Fushshilat: 30), dan firman-Nya:

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”Robb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap beristiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan (di dunia)” (QS. Al Ahqaaf: 13-14)

Akan tetapi, bagaimana pun juga seorang hamba tidak mungkin dapat terus-menerus sempurna dalam istiqomah, karena bagaimana pun manusia tidak akan luput dari kesalahan dan kelalaian yang menyebabkan berkurangnya nilai keistiqomahannya, oleh karena itu Allah ‘azza wa jalla memberikan jalan keluar bagi hamba-Nya yang bertakwa untuk mengatasi keadaan ini dan memperbaiki kekurangan tersebut, yaitu dengan beristigfar (meminta ampun kepada Allah ‘azza wa jalla) dari semua dosa dan kesalahan, Allah berfirman:

“Maka beristiqomahlah (tetaplah) pada jalan yang lurus menuju kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya” (QS. Fushshilat: 6), dan istigfar di sini mengandung pengertian bertaubat dan kembali kepada keistiqamahan. Dan ayat ini semakna dengan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam: kepada Mu’adz bin Jabal radhiallohu ‘anhu: “Bertakwalah kepada Alloh di mana pun kamu berada, ikutilah perbuatan yang buruk dengan perbuatan baik, maka perbuatan baik itu akan menghapuskan (dosa) perbuatan buruk tersebut, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik” (Hadits hasan riwayat Imam Ahmad 5/153, dan At Tirmidzi no. hadits 1987) Ibid.

penulis: Ustadz Abdullah Taslim

 

 

 

SHALAT DHUHA

Shalat Dhuha yaitu Shalat sunnat dua raka’at atau lebihyang dikerjakan ketika setelah matahari terbit dan naik setinggi tumbak sampai sebelum matahari ditengah ( jam 07.00 – 11.00) dengan tujuan memohon rizki kepada Allah SWT sebagaimana tuntunan Rasulullah SAW.

TATA CARA SHALAT DHUHA

Kerjakan dua raka’at-dua raka’at kemudian salam sebagaimana shalat yang lain. Do’a boleh dilakukan ketika dalam posisi sujud, boleh dilakukan setelah shalat.

DO’A SHALAT DHUHA

Allaa hum ma, in nadh dhuhaa-a dhuhaa uka, wal bahaa-a bahaa uka, wal jamaa la jamaa luka, wal quw wata quw watuka, wal qud rata qudratuka, wal ishmata ishmatuka, Al laa hum ma in kaana rizqii, fis samaa-i fa anzilhu, wa in kaana fil ardli fa akhrijhu, wa in kaana mu’siran fa yas sirhu, wa in kaana kharaa man fa thah hirhu, wa in kaana ba’ii dan fa qar rib hu, bi haq qi dhuhaa ika wa bahaa ika, wa jamaa lika, wa quw watika, wa qud ratika, aa tinii maa ataita ‘ibaa dakash shaalihiin

SHALAT GERHANA

Shalat Gerhana ada 2 macam :

A. Gerhana Bulan yaitu shalat sunnat gerhana yang dilakukan ketika terjadi gerhana bulan, yang dimulai sejak awal terjadinya gerhana. Shalat Sunnat Gerhana Bulan disebut dengan Shalat Sunnat Khusuf.

B. Gerhana Matahari yaitu shalat sunnat gerhana yang dilakukan ketika terjadi gerhana Matahari, yang diawali ketika terjadi gerhana Matahari. Shalat Sunnat Gerhana Matahari disebut juga dengan Shalat Sunnat Kusuf

            Hukum Shalat Sunnat Khusuf dan Kusuf adalah Sunnah (Tuntunan Rasul )

TATA CARA SHALAT GERHANA

  1.  Takbir dengan niat shalat Gerhana,membaca Al-Fatihah,Surat Pendek kemudian ruku’, kemudian berdiri kembali membaca Al-Fatihah   dan Surat Pendek kemudian ruku’lagi,kemudian       sujud dua kali. Untuk raka’at kedua sama raka’at pertama. Jadi Shalat Gerhana ini dua raka’at dengan empat kali, empat kali berdiri,empat kalimembaca Al Fatihah dan empat kali sujud.
  2. Sekurang-kurangnya dua raka’at sebagaimana shalat sunnat lainnya.
  3. Cara yang lain boleh dengan berdirinya lama dan membaca surat yang panjang   dan ruku’nya lama.
  4. Bacaan Shalat Sunnat Gerhana dengan nyaring(keras), sebagian ulama yang dikeraskan shalat gerhana bulan
  5. Disunnatkan setelah Shalat Gerhana dilanjutkan dengan Khutbah (masalah yang ada, taubat,beramal shaleh dan berdo’a meminta ampun).