Sedikitnya ada 4 Sikap Sombong yang Melekat pada Manusia

Sombong merupakan salah satu sifat tercela yang termasuk dalam daftar penyakit hati yang patut untuk dihindari. Pada dasarnya definisi sombong adalah sikap membagakan diri sendiri dan mengaggap orang lain lebih rendah dari dirinya. Sikap sombong merubah sikap watak orang yang memilikinya, baik dari cara lisannya yang berbicara, maupun dari tingkah lakunya.

Sikap sombong yang paling parah adalah sikap sombong kepada Robbnya, sehingga menolak akan kebenaran dan angkuh untuk tunduk patuh dan taat kepada-Nya. Allah melarang manusia untuk bersikap sombong kepada manusia seperti dalam firmanya:

“Dan janganlah engkau berjalan di muka bumi dengan sombong.” (al-Isra’: 37)

Sedikitnya ada 4 tempat sikap sombong yang sering melekat pada diri manusia, yaitu:

1. Sombong ketika mendapatkan kekuasaan.

Sikap sombong ini sering terjadi ketika seorang pemimpin yang tidak ingin menghargai bawahanya. Dia menganggap bahwa seorang bawahan mempunyai level yang berbeda, padahal di hadapan Allah tidak, yang membededakan adalah hati dan ketaqwaannya. Sikap ini sering terlihat dan sering kita jumpai, salah satunnya adalah ketika seorang atasan berjumpa dengan bawahannya. Ketika bertemu seolah-olah bawahannya lah yang harus menyapa terlebih dahulu, baik itu orangnya yang masih muda darinya maupun yang sudah tua darinya. Padahal sikap seperti ini adalah kebiasaan yang sangat kurang baik, Rasulullah mengajarkan yang paling baik ketika berjumpa dengan saudara muslimnya adalah yang pertama kali dia mengucap salam. Semoga kita dapat membenahi sikap kurang baik ini.
Jika kita ingat dengan kisah sahabat Rasulullah yang bernama Umar Bin Khatab, beliau adalah seorang pemimpin yang sangat tegas sekali dg rakyatnya, tapi sedikitpun beliau tak pernah menunjukkan sikap sombong kepada rakyatnya. Setiap malam beliau sering keluar malam guna untuk menilik rakyatnya barang kali ada yang membutuhkan bantuannya. Jika kita lihat dengan kondisi zaman kita sekarang ini, sepertinya tidak ada yang bisa mencontoh sistem pemerintahan Umirul Mu’minin.

2. Sombong ketika mendapatkan harta yang melimpah.

Banyak sekali kisah-kisah islam yang memberikan pelajaran kepada kita agar tidak sombong ketika mendapatkan harta yang melimpah, seperti dalam kisah Karun, Fir’aun, Abu Lahab dan lain-lain. Allah membinasakan mereka atas kesombongan harta yang dimilikinya, seharusnya harta yang diberikan Allah tidak patut untuk disombongkan. Dalam sebuah hadits menjelaskan:

Dari Haritsah bin Wahab r.a., katanya: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidaklah saya memberitahukan padamu semua, siapakah ahli neraka itu? Mereka itu ialah orang yang keras kepala, suka mengumpulkan harta tetapi enggan membelanjakannya -untuk kebaikan- lagi bersikap sombong.” (Muttafaq ‘alaih)

3. Sombong ketika merasa mendapatkan ilmu yang banyak

Terkadang seorang sudah merasa sombong dengan ilmu yang dimilikinya, padahal ilmu yang dimiliki sebetulnya hanya sedikit dan tidak bernilai. Seharusnya orang yang berilmu adalah yang apabila bertambah ilmunya maka akan merasa kecil ilmunya diantara banyak ilmu. Tapi terkadang seorang baru mendapatkan ilmu yang sedikit, dia akan merasa sombong seolah-olah orang lain tidak lebih pintar dari dirinya. Contoh seperti ini banyak, salah satunya misalkan seorang yang membangga-banggakan ijazah pendidikan yang dimilikinya, mungkin sudah bangga dengan pencancapaiannya dengan gelar sarjana S1, S2, S3 maupun gelar profesor. Hal seperti ini kurang baik, karna pada dasarnya ilmu itu tak pernah habis untuk di pelajari.

4. Sombong terhadap keturunan.

Artinya adalah, seorang akan merasa sombong ketika ada dari keturunanya ataupun saudaranya yang menjadi penguasa, mempunyai kelebihan harta, maupun mempunyai seorang kerabat yang ilmuan. Sikap seperti ini sangat kurang baik dan tidak pernah mendapatkan manfaatnya. Dia tak pernah ingin membenahi dirinya menjadi baik, malah justru hanya bisa membangga-banggakan orang lain.

Itulah urainan secuil dari buruknya sikap sombong, empat hal tersebut dapat kita hindari yaitu dengan belajar menjadi orang yang Tawadhu’ . Tawadhu’ artinya yaitu rendah hati, lawan dari sikap sombong. Sifat tersebut dapat kita latih dengan pembiasaan, sehingga kapanpun nanti ketika mendapati hal seperti diatas maka sikap tawadhu’ yang dimiliki akan sendirinya menjadi kebiasaan yg baik.

Terakhir, ada sebuah hadits dari Rasulullah saw.:
ﻟَﺎ ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻲ ﻗَﻠْﺒِﻪِ ﻣِﺜْﻘَﺎﻝُ ﺫَﺭَّﺓٍ ﻣِﻦْ ﻛِﺒْﺮٍ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺟُﻞٌ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻳُﺤِﺐُّ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺛَﻮْﺑُﻪُ ﺣَﺴَﻨًﺎ ﻭَﻧَﻌْﻠُﻪُ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺟَﻤِﻴﻞٌ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﺠَﻤَﺎﻝَ ﺍﻟْﻜِﺒْﺮُ ﺑَﻄَﺮُ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﻭَﻏَﻤْﻂُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ
Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “ Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus? ” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. “ (HR. Muslim no. 91)

Photo of author

Thoha Firdaus

Seorang yang suka mengajar, nulis di blog, buat video youtube, mencari hal yang baru.

Facebook Twitter Instagram Youtube

PENTING: Bantu kami memblokir iklan yang berbau sensitif dan pornografi dengan mengirimkan screenshot ke email: mail[et]thoha.id.

Tinggalkan komentar