Ilmu Kebumian memberikan dasar fisik untuk memahami dunia di mana kita hidup dan di mana manusia berusaha untuk mencapai keberlanjutan. Sistem Ilmu Kebumian mencakup kimia, fisika, biologi, matematika dan ilmu-ilmu terapan yang melampaui batas-batas disiplinnya untuk memperlakukan bumi sebagai suatu sistem terpadu.
Ilmu Kebumian telah memberi stimulus oleh meningkatnya peran aktivitas manusia dalam perubahan global dan kemampuan pemantauan global bumi dari luar angkasa. Ilmu Sistem Kebumian berfungsi sebagai kerangka kerja untuk studi terapan misalnya penginderaan jarak jauh (indraja), GIS, manajemen bencana, dan lain-lain. Sebagai Sistem Ilmu Kebumian Terpadu mempelajari adanya interaksi yang erat antara udara (air), air (water), tanah (land) dan kehidupan (life).
NASA membangun kerangka keilmuan untuk ilmu kebumian yang mengaitkan variabel-variabel berikut secara terpadu, yaitu:
- hubungan matahari-bumi,
- Perubahan dan variabilitas iklim,
- Ekosistem dan siklus karbon,
- Inti dan permukaan bumi,
- Komposisi atmosfer,
- Cuaca,
- Siklus energi dan air.
Ilmu Kebumian menawarkan suatu kerangka kerja interdisipliner yang berharga untuk memahami interaksi yang kompleks di alam dan sistem alam buatan manusia. Ilmu kebumian juga menawarkan pemahaman dan manajemen siklus bencana alam adalah contoh terapan ilmu sistem kebumian. Kurikulum ilmu sistem kebumian, termasuk penginderaan jauh dan geoinformatika, dapat memperluas akses studi manajemen bencana alam untuk berbagai tingkatan siswa.
Sedangkan ilmu Antariksa mempelajari tentang sesuatu seperti planet, bintang, kelompok galaksi, black holes, dan sampai batas tak terhingga alam semesta (M. Ikbal Arifiyanto (2010) dalam Abidin 2013). Bumi dan kehidupan yang ada di dalamnya hanyalah sebuah “titik” saja di alam semesta. Aktivitas bumi dan kehidupan di dalamnya dipengaruhi oleh bagaimana alam semesta “bekerja”. Sehingga pengetahuan tentang astronomi menjadi bagian penting dalam memberikan pandangan yang benar terhadap kehidupan di bumi.
Ilmu bumi dan antariksa berkontribusi juga pada ilmu lingkungan dan ekosistem. Konsep keberlanjutan dalam pembangunan terkait erat dengan lingkungan dan ekosistem. Keberlanjutan adalah didefinisikan sebagai penggunaan lingkungan dan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. (Brundtland Report –WCED:1987 dalam Abidin, 2013).
Keberlanjutan lingkungan didefinisikan sebagai pemeliharaan ekosistem global atau ‘modal alam’ baik sebagai ’sumber’ input dan sebagai limbah ‘terkubur’ (Goodland (1995) dalam Abidin, 2013).
Ekosistem adalah sistem ekologi, masyarakat saling bergantung dari makhluk hidup yang mendaur ulang materi sementara energi mengalir melalui di daerah tertentu,melalui lingkungan fisik mereka.
Dari uraian singkat di atas, nampak pentingnya Ilmu Kebumian dan Astronomi bagi pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian maka pendidikan Ilmu Kebumian dan Astronomi memiliki peran yang penting di dalamnya (Abidin , 2013).
Oleh:
HENNY JOHAN
(1302873)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013