Sahabat, seringkali kita menjumpai sebuah sanjungan ataupun pujian orang untuk kita, apa yang kita rasakan?? Merasa banggakah? Apa sahabat tau bahawasanya itu semua sebuah musibah bagi kita, ya.. apa lagi sanjungan dan pujian itu dilontarkan dihadapan kita langsung. Makruhnya memuji di muka orang yang dipuji jikalau dikhawatirkan timbulnya kerusakan padanya seperti menimbulkan rasa bangga pada diri sendiri dan sebagainya, tetapi Jawaz (yakni boleh) bagi seseorang yang aman hatinya dari perasaan yang sedemikian itu jikalau menerima pujian pada dirinya.
Pujian dan Sanjungan adalah Musibah
“Menyukai sanjungan dan pujian membuat orang buta dan tuli”.(HR. Ad-Dailami)
Buta dan tuli dalam hal ini berarti merasa bangga terhadap dirinya sehingga tidak mau menerima saran dan kritik yang harusnya dapat membangun dirinya menjadi labih baik. Dia akan selalu merasa bahwasanya dia selalu benar. Na’udzubillahimindzalik..
Dari Abu Musa r.a., katanya: “Nabi s.a.w. mendengar seorang lelaki memuji pada lelaki lain dan mempersangatkan (berlebih-lebihan) dalam memujinya itu, lalu beliau s.a.w. bersabda: “Engkau telah merusakkan orang itu atau engkau telah mematahkan punggung orang itu.” (Muttafaq ‘alaih)
Oleh karena itu sahabat, berhati-hatilah bila ingin memuji orang dan bila di puji orang. Kuatkan terus iman kita bahwa hanya Allah lah yang patut kita puji, selalu berdzikir memuji Allah itu lebih besar keutamaanya.
Dari Muadz Ibnu Jabal Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Amal yang diperbuat anak Adam tidak ada yang menyelamatkannya dari adzab Allah selain dzikir kepada Allah.” Riwayat Ibnu Abu Syaibah dan Thabrani dengan sanad hasan.
PENTING: Bantu kami memblokir iklan yang berbau sensitif dan pornografi dengan mengirimkan screenshot ke email: mail[et]thoha.id.