Kesalahan yang Sering Dilakukan dalam Publikasi Karya Ilmiah

Tulisan ini di tulis khusus buat dosen, mahasiswa, maupun peneliti yang sudah, sedang atau mau melakukan publikasi ilmiah. Mohon dibaca dengan seksama dan diterapkan dengan baik. Bukan berarti saya yang paling baik, namun menjadi kewajiban saya untuk mengingatkan.

Karena pembahasanya akan saya buat padat dan berisi, maka langsung saja ke poin intinya. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan dalam mempublikasi karya ilmiah adalah ada pada SUMBER RUJUKAN. Apakah hal yang lain tidak penting? Tentu saja tidak begitu, ini adalah salah satu kesalahan yang sering sekali dilakukan yang berakibat fatal kepada peneliti. Hal-hal kesalahan yang lain barang kali akan dibahasa di tulisan yang lain.

Berikut ini adalah poin-poin penting dari kesalahan dalam membuat rujukan: jumlah rujukannya, jenis rujukannya, kebaruannya, dan cara menulis rujukan/referensi. (Jika ada yang salah dan kurang, mohon sekiranya membatu menuliskan di kolom komentar).

Perlu diketahui, rujukan yang relevan merupakan nilai positif bagi pengelola jurnal. Jurnal yang baik, salah satunya mempertimbangkan poin-poin diatas. Jenis penelitian/paper yang biasa-biasa saja jika mempunyai rujukan yang baik maka bisa menjadi luar biasa. Kita bisa perhatikan, beberapa dosen di tolak publikasinya ketika pengajuan jafung karena referensinya yang kurang baik, padahal penelitiannya sangat bagus.

Berikut saya jabarkan poin-poin diatas, mohon perhatikan hal-hal berikut ketika membuat rujukan:

Jumlah Rujukan

Cobalah untuk memperkaya referensi, tidak hanya berfokus kepada rujukan yang itu-itu saja atau hanya segitu-segitu saja. Caranya gimana? Aktifkan tethering hotspot HP Anda dan cobalah browsing menggunakan laptop, di dunia maya ada ribuan atau bahkan jutaan rujukan yang bisa dibaca. Berikut ini contoh lembaga pengindeks yang bisa dijadikan sebagai sumber rujukan: Google Scholar, GARUDA ristekdikti, DOAJ, BASE, Moraref, OneSearch, Neliti, ProQuest, EBSCO, dll. Jangan hanya mencari di satu sumber, coba cari di semua rujukan diatas.

Kebaruan

Coba cari rujukan yang mutakhir/mempunyai kebaruan. Rujukan-rujukan yang lama tidak perlu di pakai lagi, karena sudah usang dimakan masa, Kecuali memang rujukan itu diperlukan karena pencipta pertama/rujukan utama, itupun tidak banyak, mungkin 1 atau 2. Rata-rata rujukan yang mutakhir adalah 5 tahun teakhir.

Jenis Rujukan

Jenis rujukan adalah hal yang terpenting. Isilah rujukan yang 80% atau lebih berasal dari jurnal ilmiah. Usahakan paling tidak ada sumber rujukan dari jurnal internasional. Tidak hanya itu saja, jurnal juga harus bisa ditemukan di dunia maya, kemenristekdikti sekarang lebih banyak perhatian kepada publikasi online, bukan cetak lagi. Lebih bagus lagi, cari jurnal yang sudah mempunyai nomor DOI, sekarang mudah mencari jurnal yang sudah mempunyai DOI.

Cara Menulis Rujukan

Perhatikan tata cara dalam melakukan penulisan daftar pustaka. Paragraf yang dirujuk/dikutip harus ada di dalam daftar pustaka, dan sebaliknya yang ditulis di dalam daftar pustaka harus ada juga dicantumkan di dalam paragraf. Lalu cara melakukan rujukan juga harus benar, caranya sangatlah mudah, bisa menggunakan program Mendeley, Zontero, EndNote atau menggunakan sitasi di google scholar. Berikut tutorial yang bisa Anda tonton:

Tutorial Detail Mendeley: https://youtu.be/j0d9S23WHoM

Membuat Daftar Pustaka Mudah dengan Google Cendikia/Goolge Scholar: https://youtu.be/9VGfLxJ6nv0

Ini adalah kesalahan yang sering dilakukan oleh dosen, mahasiswa, maupun peneliti dalam melakukan publikasi ilmiah. Mari kita persembahkan publikasi yang maksimal, bermutu dan berkualitas.

Photo of author

Thoha Firdaus

Seorang yang suka mengajar, nulis di blog, buat video youtube, mencari hal yang baru.

Facebook Twitter Instagram Youtube

PENTING: Bantu kami memblokir iklan yang berbau sensitif dan pornografi dengan mengirimkan screenshot ke email: mail[et]thoha.id.

Tinggalkan komentar